Blighted Ovum..


Hari Senin (8/8/11) sore waktu mau mandi aku baru sadar ada flek kecoklatan di underwearku. Perasaanku mulai cemas.. apa yg terjadi dengan bayiku? Padahal waktu di USG hari Jumát sebelumnya (5/8/11) kantong janinnya terlihat tebal dan dokter mengatakan semuanya baik. Malam harinya aku browsing internet nyari tau apa maksud flek ini.. ternyata ada beberapa penyebab flek di trisemester pertama, mulai dari penyebab yang tidak berbahaya seperti melekatnya ovum ke janin hingga penyebab yang berbahaya seperti blighted ovum, kehamilan anggur, dll. Dibeberapa artikel dan forum dinyatakan b ahwa suatu hal yang wajar bila terjadi flek di trisemester pertama, tapi akan berbahaya jika flek keluar lebih dari 24 jam. Aku mulai merasa tenang dan berdoá semoga flek ini tidak membahayakan bayiku..

Hari selasa.. aku tetap ke kantor seperti biasanya, mengendarai mobil sendiri. Aku keceplosan bilang aku ngalamin flek ke temanku.. ternyata dia meresponnya dengan luar biasa . hampir semua orang dikantor sepertinya jadi tau apa yang kualami.. huhf.. semuanya mencemaskanku.. Ok I appreciated it.

Ternyata flek belum berhenti juga.. walaupun hari ini keluarnya lebih sedikit daripada kemarin. Kami, aku dan suami, akhirnya memutuskan untuk periksa ke dokter, aku telpon tempat praktek dokter yang biasanya, ternyata penuh, akhirnya kami periksa ke dokter lain. Sebelumnya aku sempat sms dokterku dan tanteku yang dokter, mereka berdua meng-advise agar aku bedrest. 

Kali ini kami ke dokter langganan temanku. Prakteknya buka ba’da isya.. ternyata dokternya ngalamin musibah, anaknya jatuh dan dijahit, dia baru datang jam 9 malam lewat.. dag..dig..dug.. rasanya menunggu giliran periksa, kami berdua saling menguatkan, setelah tiba giliran kami, dokter langsung menyuruhku berbaring untuk di USG, tanpa basa-basi dia lalu memvonis bahwa aku mengalami blighted ovum alias janinku tidak berkembang.. aku benar-benar shock saat itu, bukan hanya karna vonisnya tapi juga karna cara penyampaian dokter yang jauh dari simpati. Dia bahkan menanyakan kemana kami sebelumnya periksa dan seolah tidak setuju dengan tempat pilihan kami karna lebih mahal.. ya bukannya aku sok kaya atau gimana, bukankah itu hak kami untuk memilih, dan kami memilih dengan pertimbangan lokasi yang lebih dekat dengan rumah, dan pelayanannya yang baik. Dokter ini bahkan sepertinya menyalahkan kami atas apa yang terjadi.. aku saat itu tak bisa berkata apa-apa. Setelah membayar, kami lalu keluar dari sana dengan perasaan hampa.
Aku tak sanggup lagi menahan air mataku lalu menangis sepanjang perjalanan pulang. Suamiku selalu disampingku untuk menghapus air mata dan mengelus punggungku dengan hangat. Sesampainya dirumah, kami lalu shalat isya berjamaah, suamiku lalu melanjutkan dengan shalat tarawih dan witir sedangkan aku mencoba untuk tidur, tapi alih-alih tidur, aku malah menangis saja menumpahkan kesedihanku, memikirkan bahwa aku akan kehilangan bayiku padahal aku sudah sangat mengharapkannya.

3 hari aku tidak pergi ke kantor.. aku hanya tidur-tiduran dirumah. Kami masih berharap dokter itu salah, dan bayi kami masih bisa selamat jika aku bedrest. Saat itu aku benar-benar merasakan betapa suamiku sangat mengasihiku dia rela pulang siang-siang yang panas padahal dia puasa untuk menemani aku, dia rela beli bukaan dan lauk pauk sendiri , membersihkan rumah sendiri, membereskan cucian, piring kotor, dll.. dalam hati aku berjanji, tiap dia berbuat salah aku akan berusaha untuk ingat saat-saat ini dengan begitu aku akan segera memaafkannya.

Hari kamis (11/8/11) kami kedokter lain lagi untuk mencari second opinion, awalnya aku sudah ambil nomor antrian lewat tlp ke dokterku yang biasa, tapi waktu kami sampai disana ternyata dokternya sudah pergi, kami memang telat datangnya siy.. kami lalu ke dokter lain yang kebetulan dekat darisana, ada teman yang bilang dokter itu OK, tapi masalahnya dia cowok makanya aku selama ini ga mau kesana. Sesampainya kami disana, ternyata antriannya cuma sedikit, Alhamdulillah, tempatnya masih baru dan sangat comfortable, susternya ramah begitu juga dokternya. Tapi ternyata vonis itu tetap tidak berubah.. ya.. aku mengalami blighted ovum, tapi kata dokter ini aku ga perlu dicurete, dia akan keluar secara alami dan seminggu lagi kami disuruh datang kembali untuk dilihat apakah sudah bersih atau belum. Ini sedikit membuatku lega.. tapi walaupun penyampaian dokter  sangat baik dan kondisi hati sudah kupersiapkan untuk menerimanya, aku tetap saja menangis sedih walaupun sedikit. Lagi-lagi suamiku selalu ada untuk menenangkanku, dia berkata mungkin memang belum rezeki kita, dan mungkin ini yang terbaik. Dokter juga menjelaskan bahwa bukan salah kita atas terjadinya BO ini, semua terjadi secara alami, seperti bunga, ada yang jadi buah tapi banyak juga yang tidak. Jadi, mau aku bedrest selama apapun, janin ini tetap akan keluar, karna tubuh kita yang menyeleksinya, hanya janin yang sehat yang akan dipertahankan. 

Akhirnya.. mau ga mau aku harus menerima ini. Senin 15/8/11 aku masuk kantor lagi, dan mencoba menjawab pertanyaan orang-orang disekitarku. Rata-rata menanyakan, apakah aku sehat? Kujawab Alhamdulillah aku sehat. Apakah bayiku sehat? Aku jawab, sayangnya dia sudah tidak ada lagi. Rasanya tiap orang membicarakan keadaanku, tiap ada yang bertanya aku harus menjelaskan dan itu kadang membuatku sedih. ya.. aku tau itu tandanya mereka perhatian padaku. Mengetahui ada temanku yang anaknya baru saja lahir dan ada juga yang baru saja tau positif hamil membuatku disatu sisi ikut merasa senang, disisi lain merasa galau. Ya.. mungkin aku iri pada mereka.

Hari selasa 16/8/11 sore perutku rasanya sakit sekali, berkali-kali lipat dari sakit nyeri haid. Aku masih berusaha untuk pulang kantor sendiri, sesampainya dirumah aku ga tahan lagi, aku hanya bisa berbaring sambil menangis menahan sakitnya. Suamiku pulang dan langsung memijat-mijat kakiku. Saat itu sakitnya sedikit berkurang. Aku lalu mandi, dan melihat banyak sekali darah yang keluar.. tiba-tiba aku merasakan ada gumpalan yang lebih besar, aku memegangnya dan kusadari ini adalah janinku.. calon bayiku yang keluar.. it’s so sad at that time.. sambil menahan sakit dan sedih air mataku terus bercucuran. Suamiku kuperlihatkan pada janin itu..dia lalu membuatkan kain kafan dan membungkus janin itu yang terdiri dari 2 gumpalan berwarna hitam dengan sedikit warna putih seperti benang di salah satu sisinya. Setelah darah yang keluar makin sedikit dan aku selesai mandi, kami lalu menguburkannya di halaman, lalu seperti pusara pada umumnya aku menaburkan bunga diatasnya. Calon anakku.. kini engkau benar-benar telah pergi meninggalkan ibu dan ayahmu.. ibu berharap kamu cepat kembali hadir dirahim ibu nak.. ibu already love you much.

Hari jumát 19/8/11 kami kembali mendatangi dokter untuk memeriksa keadaan rahimku, apakah sudah bersih atau belum, darah masih keluar sedikit-sedikit. Ternyata setelah di USG memang janinku sudah tidak ada lagi, dan masih ada sedikit darah lagi yang belum keluar. Dokter lalu memberi obat. 

Hari ini 26/8/11 alhamdulillah aku sudah tidak mengeluarkan darah lagi sejak kemarin.. semoga setelah ini siklus haidku kembali lancar dan kami bisa diberi rezeki anak lagi oleh Alloh dan kali ini semoga sehat lahir dan bathin..amin..

Tidak terasa ramadhan 1432 H akan segera berlalu.. bulan puasa kali ini terasa begitu istimewa. Ini pertama kalinya aku berpuasa dengan status sebagai istri, pertama kalinya aku juga berpuasa dalam keadaan hamil. Bulan ramadhan ini juga aku harus kehilangan calon anakku, dan aku juga merasakan kasih sayang begitu dalam dari suamiku.

Aku percaya semua ini pasti ada hikmahnya. Dan aku sudah memperoleh salah satunya.. menyadari kasih sayang suami. Selama ini aku selalu merasa bahwa akulah yang lebih cinta padanya.. ternyata cintaku belum sebanding dengan cintanya yang ternyata begitu besar padaku. Cintanya yang memang tidak seperti yang kuharapkan tapi ternyata cintanya ada dalam bentuk yang kubutuhkan. Aku percaya kami sanggup menerima cobaan ini. Karna Alloh tidak pernah memberi cobaan diluar batas kemampuan hambaNya. Aku yakin dengan bersabar dan bersyukur semua akan indah pada waktunya.. Amin ya Rabb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senam hamil di eka hospital..

30 weeks n 3 years..

Ulang Tahun Mama..